Assalamu'alaikum...

Ahlan wa Sahlan..

Ya Akhi ..
Ya Uhkty..

Selasa, 03 Mei 2011

Faktor Penghambat Sosial Budaya

 Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
  • Kurangnya hubungan terhadap masyarakat lain ex; suku-suku bangsa yang masih di pedalaman
  • Pendidikan yang terbelakang
  • Masyarakat yang bersikap tradisional ; mempertahankan tradisi, penguasa yang konservatif
  • Adanya kepentingan yang tertanam dengan kuat sekali pada sekelompok orang (Vested Interest) Ex: kelompok yang sudah mapan biasanya tidak menghendaki terjadi perubahan karena takut posisinya terancam, takut hidup susah
  • Ketakutan akan terjadi disintegrasi
  • Prasangka buruk terhadap unsure budaya asing
  • Hambatan ideologis, Ex : adanya anggapan bahwa suatu perubahan bertentangan dengan suatu ajaran agama tertentu dll
Sumber: Dari wikan2004.multiply.com

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya
Terjadinya sebuah perubahan tidak selalu berjalan dengan lancar, meskipun perubahan tersebut diharapkan dan direncanakan. Terdapat faktor yang mendorong sehingga mendukung perubahan, tetapi juga ada faktor penghambat sehingga perubahan tidak berjalan sesuai yang diharapkan.


 Faktor pendorong perubahanv
Faktor pendorong merupakan alasan yang mendukung terjadinya perubahan. Menurut Soerjono Soekanto ada sembilan faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial, yaitu:
1.     Terjadinya kontak atau sentuhan dengan kebudayaan lain.
Bertemunya budaya yang berbeda menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun berbagai penemuan yang telah dihasilkan, baik dari budaya asli maupun budaya asing, dan bahkan hasil perpaduannya. Hal ini dapat mendorong terjadinya perubahan dan tentu akan memperkaya kebudayaan yang ada.
2.     Sistem pendidikan formal yang maju.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang bisa mengukur tingkat kemajuan sebuah masyarakat. Pendidikan telah membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya memenuhi perkembangan zaman, dan perlu sebuah perubahan atau tidak.
3.    Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.
Sebuah hasil karya bisa memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak karya. Orang yang berpikiran dan berkeinginan maju senantiasa termotivasi untuk mengembangkan diri.
4.    Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya. Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
5.    Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat.
Open stratification atau sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
6.    Penduduk yang heterogen.
Masyarakat heterogen dengan latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahan-perubahan baru dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan sosial.
7.    Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
Rasa tidak puas bisa menjadi sebab terjadinya perubahan. Ketidakpuasan menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubahnya.
8.    Orientasi ke masa depan
Kondisi yang senantiasa berubah merangsang orang mengikuti dan menyesusikan dengan perubahan. Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
9.    Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup.
Usaha merupakan keharusan bagi manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Usaha-usaha ini merupakan faktor terjadinya perubahan.

Faktor penghambat perubahan
Banyak faktor yang menghambat sebuah proses perubahan. Menurut Soerjono Soekanto, ada delapan buah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, yaitu:
1.  Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
2.  Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
3.  Sikap masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif.
4.  Adanya kepentingan pribadi dan kelompok yang sudah tertanam kuat (vested interest).
5.  Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan dan menimbulkan perubahan pada aspek-aspek te
6.  Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing, terutama yang berasal dari Barat.
7.  Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
8.  Adat dan kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.

Faktor Penghalang Proses Perubahan
Di dalam proses perubhan tidak selamanya hanya terdapat faktor pendorong saja, tetapi juga ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor penghalang tersebut antara lain:
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain.
Sikap masyarakat yang tradisional
Adanya suatu sikap yang membanggakan dan memperthankan tradisi-tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.
Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
Organisasi sosial yang telah mengenal system lapisan dapat dipastikan aka nada sekelompok individu yang memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan tersebut. Contoh, dalam masyarakat feodal dan juga pada masyarakat yang sedang mengalami transisi. Pada masyarakat yang mengalami transisi, tentunya ada golongan-golongan dalam masyarakat yang dianggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sulit bagi mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses perubahan.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Hal ini biasanya terjadi dalam suatu masyarakat yang kehidupannya terasing, yang membawa akibat suatu masyarakat tidak akan mengetahui terjadinya perkenmbangan-perkembangan yang ada pada masyarakat yang lainnya. Jadi masyarakat tersebut tidak mendapatkan bahan perbandingan yang lebih baik untuk dapat dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada pada masyarakat tersebut.
Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Anggapan seperti inibiasanya terjadi pada masyarakat yang pernah mengalami hal yang pahit dari suatu masyarakat yang lain. Jadi bila hal-hal yang baru dan berasal dari masyarakat-masyarakat yang pernah membuat suatu masyarakat tersebut menderita, maka masyarakat ituakan memiliki prasangka buruk terhadap hal yang baru tersebut. Karena adanya kekhawatiran kalau hal yang baru tersebut diikuti dapat menimbulkan kepahitan atau penderitaan lagi.
Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
Hambatan ini biasanya terjadi pada adanya usaha-usaha untuk merubah unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Karena akan diartikan sebagai usaha yang bertentangan dengan ideologi masyarakat yang telah menjadi dasar yang kokoh bagi masyarakat tersebut.
Adat atau kebiasaan
Biasanya pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Dan apabila pola perilaku yang sudah menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk merubahnya, karena masyarakat tersebut akan mempertahankan alat, yang dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulu-pendahulunya.
Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut, secara umum memang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap anggota dari suatu masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang sudah didapatnya. Hal tersebut tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut tidak mendapatkan adanya perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.
Faktor penghambat dari proses perubahan social ini, oleh Margono Slamet dikatakannya sebagai kekuatan pengganggu atau kekuatan bertahan yang ada di dalam masyarakat. kekuatan bertahan adalah kekuatan yang bersumber dari bagian-bagian masyarakat yang:
  1. Menentang segala macam bentuk perubahan. Biasanya golongan yang paling rendah dalam masyarakat selalu menolak perubahan, karena mereka memerlukan kepastian untuk hari esok. Mereka tidak yakin  bahwa perubahan akan membawa perubahan untuk hari esok.
  2. Menentang tipe perubahan tertentu saja, misalnya ada golongan yang menentang pelaksanaan keluarga berencanasaja, akan tetapi tidak menentang pembangunan-pembangunan lainnya.
  3. Sudah puas dengan keadaan yang ada.
  4. Beranggapan bahwa sumber perubahan tersebut tidak tepat. Golongan ini pada dasarnya tidak menentang perubahan itu sendiri, akan tetapi tidak menerima perubahan tersebut oleh karena orang yang menimbulkan gagasan perubahan tidak dapat mereka terima. Hal ini dapat dihindari dengan jalan menggunakan pihak ketiga sebagai penyampai gagasan tersebut kepada masyarakat.
  5. Kekurangan atau tidak tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan perubahan diinginkan.
Hambatan tersebut selain dari kekuatan yang bertahan, juga terdapat kekuatan pengganggu.  Kekuatan pengganggu ini bersumber dari:
  1. Kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat yang bersaing untuk memperoleh dukungan seluruh masyarakat dalam proses pembangunan. Hal ini dapat menimbulkan perpecahan, yang dapat mengganggu pelaksanaan pembangunan.
  2. Kesulitan atau kekomplekkan perubahan yang berakibat lambatnya penerimaan masyarakat terhadap perubahan yang akan dilakukan. Perbaikan gizi, keluarga berencana, konservasi hutan dan lain-lain, adalah beberapa contoh dari bagian itu.
  3. Kekurangan sumber daya yang diperlukan dalam bentuk kekurangan pengetahuan, tenaga ahli, keterampilan, pengertian, biaya dan sarana serta yang lainnya.

Kelas Sosial Jawa
Nang masyarakat [[Jawa]] umume ana golongan-golongan sosiale, misal: golongan [[Priyayi]] karo rakyat biasa. Ana maning golongan [[Santri]] karo golongan [[Abangan]]
Kebudayaan Jawa
a.Sistem Religi dan kepercayaan
Agama Islam adalah agama mayoritas masyarakat Jawa selain Katolik, Kristen, Hindu dan Budha serta aliran kepercayaan.
Dalam masyarakat Jawa tidak semua orang melakukan ibadahnya sesuai criteria Islam. Di pedesaan kita temukan adanya dua golongan Islam yaitu :
•Golongan Islam Santri
•Golongan Islam Kejawen, percaya kepada ajaran Islam tetapi tidak secara patuh menjalankan rukun Islam.
Bagi orang Jawa upacara keagamaan berkaitan dengan selamatan :
1. Berkaitan dengan lingkaran hidup seperti kelahiran, potong rambut pertama, tingkeban (7 bulan kehamilan), perkawinan, kematian, khitan, tedhak siti.
2. Berkaitan dengan hari/bulan besar Islam
3. Berkaitan dengan kehidupan desa seperti bersih desa, masa tanam,
4.Berkaitan dengan kematian seseorang, surtanah/geblak, telung dino, mitung dino, matang puluh, nyatus, mendhak sepisan, dll

b.Sistem kekerabatan
Prinsip kekerabatan berdasarkan bilateral/parental yaitu menarik garis keturunan dari dua belah pihak ayah dan ibu. Pada masyarakat Jawa perkawinan yang dilarang adalah perkawinan panjer lanang yaitu saudara sepupu. Pola menetap setelah perkawinan bebas memilih tempat (uxorilokal-wanita, utrolokal-pria, neolokal-baru, avunkulokal-saudara ibu laki-laki)

c.Sistem kesenian
1.Seni Bangunan : rumah adat Joglo yang terdiri dari:
•Dalem yaitu ruang utama tempat tinggal keluarga
•Pringgitan tempat pertunjukan wayang
•Pendopo tempat menerima tamu dan upacara adat
2.Seni Tari :tarian terkenal Reog Ponorogo, Tayub, Srimpi, Gambyong, Wayang (Orang, kulit, beber) diiringan gamelan dan pesinden.
3.Seni Kerajinan : kain batik tulis(Pekalongan, Surakarta, Yogyakarta), ukiran Jepara

d.Sistem politik
Secara administratif suatu desa di Jawa disebut kelurahan yang dipimpin lurah/begel/petinggi/glondrong. Dalam pelaksanaan tugas dibantu oleh pamong desa yang mempunyai dua tugas yaitu tugas kesejahteraan dantugas kepolisian untuk keamanan dan ketertiban desa.
•Carik pembantu umum dan penulis desa
•Ulu-ulu/jagatirta mengatur irigasi
•Jagabaya menjaga keamanan desa
•Kebayanpesuruh/kurir dari lurah ke rakyat
•Modin kesejahteraan rakyat

Faktor penghambat Perubahan Sosial
Beberapa unsur dalam masyarakat dapat merintangi jalannya proses perubahan, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, psikologis, budaya, ekonomi ataupun politik. Masalah sosial berkaitan dengan sistem stratifikasi sosial yang kaku, ketimpangan sosial, fragmentasi komunitas, kepentingan kelompok, dan benturan budaya kerja (mesin).
Stratifikasi sosial memperlihatkan bahwa masyarakat terbagi ke dalam kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan kedudukannya secara sosial, ekonomi dan politis. Perubahan sosial seringkali direspon secara berbeda oleh kelompok-kelompok sosial tersebut. Ada suatu perubahan yang secara cepat dapat diterima oleh kalangan lapisan atas daripada oleh kalangan lapisan bawah. Demikian pula sebaliknya, bahwa ada suatu perubahan yang lebih mudah diterima oleh kalangan strata bawah daripada oleh mereka yang berasal dari kalangan strata atas.
Dari segi psikologis, suatu inovasi baru tidak demikian mudah dapat diterima oleh suatu masyarakat apabila masyarakat yang bersangkutan pernah mengalami hal buruk yang disebabkan oleh sebuah inovasi (perubahan) yang serupa. Strategi perubahan perilaku dengan cara pemaksaan seringkali menjadi efektif, hanya saja perlu didukung oleh strategi lain seperti strategi persuasif yang lebih mempertimbangan kebutuhan dan kondisi masyarakat dalam melakukan perubahan.
Sehubungan dengan faktor budaya, suatu perubahan dapat saja mendapat rintangan dari masyarakat oleh karena perubahan tersebut dinilai akan mengganggu tatanan sosial yang sudah ada dan menyebabkan perubahan lain yang lebih tinggi nilainya, serta dianggap berlawanan dengan nilai-nilai fundamental rakyat atau kelompok-kelompok masyarakat.
Dampak pelaksanaan kebijakan ekonomi, seperti IOE, diantaranya adalah dapat membantu pertumbuhan industri dan memberikan lapangan pekerjaan bagi negara-negara Dunia Ketiga. Namun tetap saja bahwa akumulasi modal sulit direalisasikan, kekuatan perekonomian tidak mandiri dan rapuh, bahkan melahirkan kemiskinan dan penderitaan yang lebih parah. Perubahan tidak mengarah pada peningkatan kualitas hidup masyarakat luas.

Cerpen

 Saya Alya.
Inilah perkenalan awalku dengan keluarga ayahku. Mereka akan menjadi keluarga terdekat ku saat ini karena aku akan tinggal bersama mereka. Meskipun agama yang kami anut berbeda. Tapi, karena tekad bulat beliau yang meng inginkan aku dapat melanjutkan sekolah  menengah, akhirnya diputuskanlah aku harus tinggal bersama adik ayahku yang tinggal di kota karena di kampungku tidak ada SMA,  hanya ada  SD dan SMP yang  gedungnya pun hampir roboh.
Ayahku seorang muallaf. Dari keluarganya yang beragama katolik, hanya  beliau yang mendapatkan hidayah tuk mengenal cahayaNya.   Adik Ayah ku seorang katolik taat namun  sangat menghormati  Islam. Untuk itu, Ayah meminta paman tuk bersedia menjaga ku selama aku melanjutkan sekolah di kota. Sehingga aku pun tinggal bersama keluarga paman beragama katolik. Pamanku memberi kebebasan padaku untuk menjalankan kewajiban agama ku. Tapi, istri pamanku seorang katolik yang kurang menyukai islam. Pamanku yang tidak memiliki kekuatan pada istrinya tidak dapat membelaku saat istrinya meminta ku untuk menyembunyikan keislamanku  karena di rumah, bahkan di komplek perumahan mereka hanya aku yang islam. Ya Allah, kuatkan hambaMu.
Aku memang belum berjilbab tapi aku selalu menggunakan pakaian yang menutup seluruh tubuhku.   Sehingga identitas keislamanku akhirnya terembunyi dengan rapi. Kini, kehidupan ku jauh berbeda. Tiada lagi suara salam, tiada lafaz bismillah saat memulai sesuatu,tiada suara azan, gerakan shalat bahkan lantunan ayat al-qur’an. Itu semua hanya irama hati yang tiada terdengar oleh siapa pun kecuali aku.  Tapi ku tetap bersyukur karena aku diberi keleluasaan menjadi seorang muslimah di sekolah ku. Ku bebas melafazkan asmaNya dan menggerakkan tubuhku untuk menjalankan kewajiban shalat. Namun teman –temanku mayoritas non muslim. Sehingga tiada yang menguatkan ku kecuali saat mata pelajaran agama di sekolah. Tapi itu hanya 2 jam dalam satu minggu. Ya Allah bantulah hamba Mu….
Lembaran kehidupanku tetap tiada ku rasakan kemanisan. Keislamanku mulai mengabur. Tiada yang memberi sokongan keimanan ku. Aku begitu lemah. Patung  dan poster  yesus  tertata rapi di kamar ku semakin membuatku hanyut.  Lantunan pujian gereja memenuhi telinga dan fikiranku setiap pagi. Tak dipungkiri beberapa lagu itu telah ku hapal dengan baik.  Tiada yang mampu ku lakukan selain berdo’a dan giat belajar agar ku cepat kembali ke kampung halaman.
Enam  bulan  telah ku jalani kehidupan di dunia yang berbeda. Hingga akhirnya iman ku terlepas satu per satu dari ikatan nya. Shalat ku  hanya tinggal maghrib. Ku sebut  asmaNya  hanya ada saat memulai tidur. Lantunan ayat al-qur’an hanya ada dalam shalat yang tinggal satu dalam hidupku. Puncak kelemahan imanku adalah aku pun berpacaran dengan teman sekolah dan dia seorang nonmuslim. Kegalauan hati akan dosa dan kehinaanku selalu terjadi setiap malam. Kerinduan ku pada kehidupan yang dulu terlukiskan dalam mimpiku.  Lantunan tasbih berseling istighfar meloncat deras dari mulutku. Tapi itu semua hilang saat pagi menyeruak dari jendela kamarku.
***
 Do’aku  di kabulkan.  Allah mengirimkan pertolonganNya padaku. Tepat pada minggu pertama ku di kelas 2, ku bertemu dengan seorang akhwat . Hijab yang rapi sangat rapat menutup seluruh tubuhnya.  Dan kini ia berada tepat di samping ku, ,mengulurkan tangan  seraya melafaskan salam yang telah lama ku rindukan.
“Assalamu’alaikum…
Suaranya terdengar tegas namun sangat lembut menyentuh hatiku yang merindu. Tangan itu mulai menggenggam erat ,hingga  akhirnya ku mengenal pembaharu hidupku. Azkia. 
Gerakkan tubuhnya, tatapan mata, tutur katanya membuat ku nyaman bersamanya. Hingga tanpa pertimbangan apa pun ku menceritakan semua yang terjadi padaku selama satu tahun ini.
Ya Allah, ia menangis dengan semua kehancuranku.  Aku pun tak dapat menahan tangis ku. Ya Allah perasaan apa yang mengaduk-aduk hatiku ini….    Sejenak ia diam. Berusaha mencari sesuatu dalam alam sadarnya…… dan akhirnya….
Ahlan wa sahlan ukhty…..
Ya Allah, telah lama aku berada di sekolah ini, tapi mengapa  baru sekarang aku mengetahui  bahwa di sekolah ku ada pembinaan islam. Tapi ini lah rencana Mu ya Allah bagiku.
Jiwa kun seakan terlahir kembali dari rahim suci. Kerinduan yang selama ini menyelimuti  mulai berbunga dan mewangi. Segala kebodohan dan kezholiman yang selama ini kulakukan mulai terhapus bersih.  Hanya tinggal satu persoalan hidupku…  Tempat tinggalku….
Teman2 seperjuangan ku berusaha mencari tempat tinggal terbaik untukku. Mereka yakin, lingkungan keluarga ayahku tidak akan memberiku kenyamanan tuk menjalin tunas cinta ku pada Tuhan. Apalagi pengalaman Ramadhan tahun lalu menjadi perjuanganku yang sangat berat ku rasakan. Ku lalui Ramadhan suci dengan kesendirian  dan menikmati ibadah Ramadhan hanya sebatas kewajiban dan beban. Ya Allah Ampuni hambaMu, Pertemukan aku dengan Ramadhan Mu  lagi tuk melepas kerinduan ini.
Alhamdulillah ya Allah,…, Perjuangan ini membuahkan hasil. Dina, salah satu temanku bersedia menerimaku tinggal di rumah neneknya secara gratis, tetapi dengan satu syarat, aku harus mengenakan jilbab .
 “Kenapa harus pake jilbab??” tanyaku pada Dina. “Alya, Allah telah mencintaimu dengan memberimu ujian  ini.. dan sekarang kamu udah berhasil melewatinya.. Tapi alangkah indahnya kalau kita menyempurnakan cinta kita dengan mengikti perintahnya untuk memakai jilbab. Bagaimana Alya??” . Sebenarnya aku  sangat senang sekaligus terkejut. Senang  karena dapat keluar dari rumah paman, dan terkejut karena harus mengenakan jilbab. Meskipun memakai jilbab adalah sesuatu yang baru dalam hidupku dan sudah cukup lama aku menginginkannya, tapi hati ini masih belum siap.

***
Merdunya nyanyian malam semakin menambah kekhusyukkan hamba-hamba Nya menabur benih-benih cinta pada Sang Pemilik Cinta. Lafaz cinta ku semakin kuat karena kegelisahan hati yang merindukan keindahan dan kesejukkan jilbab. tapi rasionalku yang telah tertutup dunia memberikan hijab bagi kelembutan sentuhan jilbab di kepalaku.. Ya Allah beriaknlah aku kekuatan untuk memasukicintamu secara kaffah..
Merdunya malam kini mulai membelai ku lembut ..seolah mengajak mata ini kembali terlelap.. rasa kantuk ini tiba-tiba saja mengecup mesra di mataku…
tiba-tiba…
Ibu.. anita di hadapanku ini benar-benar ibu ku…
Ya Allah, beliau.. beliau mengenakan …jilbab..
***
Tersentak aku terbangun dari mimpiku..
Ya Allah apakah ini pertanda dariMu..
Inikah wujud cintaMu pada hambaMu yang hina ini??
Ya Allah, jilbab adalah perintahMu..
dan Engkau telah memanggilku dengan lembut..
maka Bismillah.. Aku berjanji dalam hidupku..
Demi cintaku padaMu ya Allah.. Mulai saat ini aku akan menutup auratku
…………
Kan Ku buktikan pada semuanya bahwa aku adalah seorang muslimah..
hingga ruh ini tersenyum meninggalkan jasad ini...
.......................................

AYAT SUCI DALAM KROMOSOM MANUSIA

AYAT SUCI DALAM KROMOSOM MANUSIA DIKUTIP DARI MILIS AHAD-NET
oleh Muhammad Ansyari pada 09 November 2010 jam 19:58

Seorang ilmuwan yang penemuannya sehebat Gallileo, Newton dan Einstein yang berhasil membuktikan tentang keterkaitan antara Alquran dan rancang struktur tubuh manusia adalah Dr. Ahmad Khan. Dia adalah lulusan Summa Cumlaude dari Duke University. Walaupun ia ilmuwan muda yang tengah menanjak, terlihat cintanya hanya untuk Allah dan untuk penelitian genetiknya. Ruang kerjanya yang dihiasi kaligrafi, kertas- kertas penghargaan, tumpukan buku-buku kumal dan kitab suci yang sering dibukanya, menunjukkan bahwa ia merupakan kombinasi dari ilmuwan dan pecinta kitab suci. 
Salah satu penemuannya yang menggemparkan dunia ilmu pengetahuan adalah ditemukannya informasi lain selain konstruksi Polipeptida yang dibangun dari kodon DNA. Ayat pertama yang mendorong penelitiannya adalah Surat "Fussilat" ayat 53 yang juga dikuatkan dengan hasil- hasil penemuan Profesor Keith Moore ahli embriologi dari Kanada. Penemuannya tersebut diilhami ketika Khatib pada waktu salat Jumat membacakan salah satu ayat yang ada kaitannya dengan ilmu biologi. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut: "...Sanuriihim ayatinaa filafaaqi wa fi anfusihim hatta yatabayyana lahum annahu ul-haqq..." Yang artinya; Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran".
            Hipotesis awal yang diajukan Dr. Ahmad Khan adalah kata "ayatinaa" yang memiliki makna "Ayat Allah", dijelaskan oleh Allah bahwa tanda- tanda kekuasaanNya ada juga dalam diri manusia. Menurut Ahmad Khan ayat-ayat Allah ada juga dalam DNA (Deoxy Nucleotida Acid) manusia. Selanjutnya ia beranggapan bahwa ada kemungkinan ayat Alquran merupakan bagian dari gen manusia. Dalam dunia biologi dan genetika dikenal banyaknya DNA yang hadir tanpa memproduksi protein sama sekali. Area tanpa produksi ini disebut Junk DNA atau DNA sampah. Kenyataannya DNA tersebut menurut Ahmad Khan jauh sekali dari makna sampah. Menurut hasil hasil risetnya, Junk DNA tersebut merupakan untaian firman-firman Allah sebagai pencipta serta sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir. Sebagaimana disindir oleh Allah; Afala tafakaruun (apakah kalian tidak mau bertafakur atau menggunakan akal pikiran?).
            Setelah bekerjasama dengan adiknya yang bernama Imran, seorang yang ahli dalam analisis sistem, laboratorium genetiknya mendapatkan proyek dari pemerintah. Proyek tersebut awalnya ditujukan untuk meneliti gen kecerdasan pada manusia. Dengan kerja kerasnya Ahmad Khan berupaya untuk menemukan huruf Arab yang mungkin dibentuk dari rantai Kodon pada cromosome manusia. Sampai kombinasi tersebut menghasilkan ayat-ayat Alquran. Akhirnya pada tanggal 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi, ia menemukan ayat yang pertama "Bismillah ir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi Khalq"; "bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". Ayat tersebut adalah awal dari surat Al-A'laq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Anehnya setelah penemuan ayat pertama tersebut ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Sampai sekarang ia telah berhasil menemukan 1/10 ayat Alquran.
            Dalam wawancara yang dikutip "Ummi" edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan: "Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya; Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
            Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuannya dalam beberapa lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman Allah yang sangat mengagumkan.
            Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan "Semoga penerbitan buku saya "Alquran dan Genetik", semakin menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan atau pada level pemerintah. Memfasilitasi serta memberi dukungan secara moral dan finansial.

Terbukanya Tabir Hati Ahli Farmakologi Thailand
Profesor Tajaten Tahasen, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Chiang Mai Thailand, baru-baru ini menyatakan diri masuk Islam saat membaca makalah Profesor Keith Moore dari Amerika. Keith Moore adalah ahli Embriologi terkemuka dari Kanada yang mengutip surat An-Nisa ayat 56 yang menjelaskan bahwa luka bakar yang cukup dalam tidak menimbulkan sakit karena ujung-ujung syaraf sensorik sudah hilang. Setelah pulang ke Thailand Tajaten menjelaskan penemuannya kepada mahasiswanya, akhirnya mahasiswanya sebanyak 5 orang menyatakan diri masuk Islam.
            Bunyi dari surat An-Nisa tersebut antara lain sebagai berkut; "Sesungguhnya orang-orang kafir terhadap ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka ke dalam neraka, setiap kali kulit mereka terbakar hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain agar mereka merasakan pedihnya azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
            Ditinjau secara anatomi lapisan kulit kita terdiri atas 3 lapisan global yaitu; Epidermis, Dermis, dan Sub Cutis. Pada lapisan Sub Cutis banyak mengandung ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Pada saat terjadi Combustio grade III (luka bakar yang telah menembus sub cutis) salah satu tandanya yaitu hilangnya rasa nyeri dari pasien. Hal ini disebabkan karena sudah tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent dan efferent yang mengatur sensasi persefsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit yang rusak pada saat ia menyiksa hambaNya yang kafir supaya hambaNya tersebut dapat merasakan pedihnya azab Allah tersebut. Mahabesar Allah yang telah menyisipkan firman-firmannya dan informasi sebagian kebesaranNya lewat sel tubuh, kromosom, pembuluh darah, pembuluh syaraf dsb. Rabbana makhalqta hada batila, Ya...Allah tidak ada sedikit pun yang engkau ciptakan itu sia-sia.

Dari Bahtera menuju Islam
Seorang pakar kelautan menyatakan betapa terpesonanya ia kepada Alquran yang telah memberikan jawaban dari pencariannya selama ini. Prof. Jackues Yves Costeau seorang oceanografer, yang sering muncul di televisi pada acara Discovey, ketika sedang menyelam menemukan beberapa mata air tawar di tengah kedalaman lautan. Mata air tersebut berbeda kadar kimia, warna dan rasanya serta tidak bercampur dengan air laut yang lainnya. Bertahun-tahun ia berusaha mengadakan penelitian dan mencari jawaban misteri tersebut. Sampai suatu hari bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia menjelaskan tentang ayat Alquran Surat Ar-Rahman ayat 19-20 dan surat Al-Furqon ayat 53. Awalnya ayat itu ditafsirkan muara sungai tetapi pada muara sungai ternyata tidak ditemukan mutiara. Terpesonalah Mr. Costeau sampai ia masuk Islam. Kutipan ayat tersebut antara lain sebagai berikut:
            Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan, yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antar- keduanya dinding dan batas yang menghalang (QS Al-Furqon: 53).
            Berdasarkan contoh kasus di atas, dapat memberikan gambaran pada kita bahwa ayat suci Alquran mampu menjelaskan fenomena Cromosome, Anatomi, Oceanografi, Keperawatan dan antariksa (baca "Jurnal Keperawatan Unpad" edisi 4, hal 64-70). Sebenarnya masih banyak ayat- ayat Alquran yang menerangkan fenomena evolution and genetic seperti QS As-Sajdah 4, QS al-A'raf 53, QS Yusuf 3, QS Hud 7, tetapi karena keterbatasan ruangan pada kolom ini, serta dengan segala keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis, maka kepada Allah jualah hendaknya kita berharap dan hanya Allah-lah yang Mahaluas dan Mahatinggi ilmunya. Wallahu a'lam.***

Senin, 02 Mei 2011

Mother

Sami Yusuf: Mother
Blessed is your face
Blessed is your name
My beloved
Blessed is your smile
Which makes my soul want to fly
My beloved
All the nights
And all the times
That you cared for me
But I never realised it
And now it’s too late
Forgive me
Now I’m alone filled with so much shame
For all the years I caused you pain
If only I could sleep in your arms again
Mother I’m lost without you
You were the sun that brightened my day
Now who’s going to wipe my tears away
If only I knew what I know today
Mother I’m lost without you
Ummahu, ummahu, ya ummi
wa shawqahu ila luqyaki ya ummi
Ummuka, ummuka, ummuka ummuka
Qawlu rasulika
Fi qalbi, fi hulumi
Anti ma’i ya ummi
Mother… Mother… O my mother
How I long to see O mother
“Your mother, Your mother, Your mother”
Is the saying of your Prophet
In my heart, in my dreams
You are always with me mother
Ruhti wa taraktini
Ya nura ‘aynayya
Ya unsa layli
Ruhti wa taraktini
Man siwaki yahdhununi
Man siwaki yasturuni
Man siwaki yahrusuni
‘Afwaki ummi
Samihini…
You went and left me
O light of my eyes
O comfort of my nights
You went and left me
Who, other than you, will embrace me?
Who, other than you, will cover me?
Who, other than you, will guard over me?
Your pardon mother, forgive me