Anatomi dan Desain Kurikulum
A. Komponen-Komponen Kurikulum
1. Tujuan
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara.
Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dikenal kategori tujuan sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan Nasional, tujuan jangka panjang, tujuan ideal pendidikan Bangsa Indonesia.
b. Tujuan Institusional, sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan.
c. Tujuan Kurikuler, tujuan yang ingin dicapai oleh sesuatu program studi.
d. Tujuan Instruksional, target yang harus dicapai oleh sesuatu mata pelajaran.
§ Umum, jangka panjang.
§ Khusus, jangka pendek.
Mengajar dalam kelas lebih menekanakn tujuan khusus, sebab hal itu akan dapat memberikan gambaran yang lebih konkret dan menekankan pada perilaku siswa, sedang perumusan tujuan umum lebih bersifat abstrak, pencapaiannya memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih sukar diukur.
2. Bahan Ajar
Tugas utama seorang guru adalah menciptakan lingkungan (lingkungan orang-orang, alat-alat dan ide-ide), untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang produktif dan memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan. Cara untuk menyusun sekuens bahan ajar:
a. Sekuens Kronologis, untuk menyusun bahan ajar yang mengandung urutan waktu.
b. Sekuens Kausal, siswa dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau pendahulu dari sesuatu peristiwa atau situasi lain.
c. Sekuens Struktural, bagian-bagian bahan ajar suatu bidang studi telah mempunyai struktur tertentu.
d. Sekuens Logis dan Psikologis
§ Sekuens Logis, bahan ajar dimulai dari bagian menuju keseluruhan, dari sederhana kepada yang kompleks.
§ Sekuens Psikologis, dari keseluruhan kepada bagian, dari yang kompleks kepada yang sederhana.
e. Sekuens Spiral, bahan ajar dipusatkan pada topik atau pokok bahan tertentu.
f. Rangkaian ke Belakang, mengajar dimulai dengan langkah terakhir dan mundur ke belakang.
g. Sekuens berdasarkan Heirarki Belajar, prosedur model ini adalah: tujuan-tujuan khusus utama pembelajaran dianalisis, kemudian dicari suatu heirarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
3. Strategi Mengajar
a. Reception/Exposition Learning - Discovery Learning
§ Exposition atau Reception Learning, keseluruhan bahan ajar disampaikan kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan maupun tulisan.
§ Discovery Learning, bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
a. Rote Learning - Meaningful Learning
§ Rote Learning, bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa memperhatikan arti atau makna bagi siswa.
§ Meaningfull Learning, penyampaian bahan mengutamakan maknanya bagi siswa.
b. Group Learning – Individual Learning
4. Media Mengajar
Pengelompokkan media mengajar menurut Rowntree (1974: 104-113) adalah:
a. Interaksi Insani, komunikasi langsung antara dua orang atau lebih.
b. Realita, insani berkomunikasi dengan orang-orang, sedangkandala realita orang-orang tersebut hanya menjadi objek pengamtan, objek studi siswa.
c. Pictorial, menunjukkan penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata ataupun simbol, bergerak atau tidak, dibuat diatas kertas, film, kaset, disket dan media lainnya.
d. Simbol Tertulis, media penyajian informasi yang paling umum, ttetapi tetap efektif.
e. Rekaman Suara, bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman suara.
5. Evaluasi Pengajaran
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan.
a. Evaluasi Hasil Belajar-Mengajar
Dalam evaluasi ini disusun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah ditentukan. Untuk tiap tujuan khusus minimal disusun satu butir soal. Menurut lingkup luas bahan dan jangka waktu belajar dibedakan antara valuasi formatif dan evaluasi sumatif.
b. Evaluasi Pelaksanaan Mengajar
Untuk mengevaluasi komponen-komponen dan proses pelaksanaan mengajar buka hanya digunakan tes tetapi juga digunakan bentuk-bentuk nontes, seperti observasi, studi dokumenter, analisis hasil pekerjaan, angket dan cheklist.
6. Penyempurnaan Pengajaran
Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar, meupun evaluasi pelaksanaan mengajar secara keseluruhan, merupakan umpan balik bagi penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut. Sesuai dengan komponen-komponen yang dievaluasi, pada dasarnya semua komponen mengajar mempunyai kemungkinan untuk disempurnakan, bergantung pada kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.
B. DESAIN KURIKULUM
1. Subject Centered Design
a. Kurikulum yang dipusatkan pada isi atau meteri yang akan diajarkan
b. Kurikulum tersusun atas jumlah mata pelajaran dan mata pelajaran tersebut diajarkan secara terpisah-pisah
c. Berkembang dari konsep pendidikan klasik yang menekanakn pengetahuan dan warisan pendidikan masa lalu, dan berupaya untuk mewariskannya kepada generasi berikutnya
d. Kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan Kekurangan
§ Mudah disusun, dilaksanakan, dievaluasi dan disempurnakan
§ Para pengajarnya tidak dipersiapkan secara khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan serinmg dipandang sudah dapat menyampaikannya § Karena pengetahuan diberikan secara terpisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan itu merupakan satu kesatuan
§ Karena mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif
§ Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalistis dan kurang praktis
a. The Subject Design
1) Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata pelajaran
2) Isi pelajaran diambil dari pengetahuan dan nilai-nilai yang telah ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya
3) Siswa dituntut menguasai semua pengetahuan yang diberikan
4) Kelebihan dan kekurangan:
Kelebihan Kekurangan
§ Karena mata pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersusun sistematis logis, maka penyusunannya cukup mudah
§ Bentuk ini sudah lama dikenal, sehingga mudah untuk dilaksanakan
§ Bentuk ini memudahkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, karena pada perguruan tinggi umumnya digunakan bentuk ini
§ Bentuk ini dapat dilaksanakn secara efisien
§ Bentuk ini sangat ampuh untuk melesatarikan budaya masa lalu § Kurikulum memberikan pengetahuan terpisah-pisah, satu terlepas dari yang lainnya
§ Out of date
§ Isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di dalam mempelajari dan menggunakannya
§ Kurang memperhatikan cara penyampaian
b. The Disciplines Design
1) Menekankan pada isi atau materi kurikulum
2) Kriteria (tentang apa yang disebut subject/ilmu) telah tegas
3) Isi kurikulum yang diberikan di sekolah adalah disiplin-disiplin ilmu
4) Peserta didik didorong untuk memahami logika atau struktur dasar suatu disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip penting, juga didorong utuk memahami cara mencari dan menemukan
5) Proses belajar menggunakan pendekatan inkuiri dan discovery
Kelebihan Kekurangan
§ Kurikulum ini bukan hanya memiliki organisasi yang sistematik dan efektif tetapi juga dapat memelihara integritas intelektual pengetahuan manusia
§ Peserta didik tidak hanya menguasai serentakan fakta, prinsip hasil hafalan tetapi menguasai konsep, hubungan dan proses-proses intelektual yang berkembang pada siswa § Belum dapat memberikan pengetahuan yang terintegrasi
§ Belum dapat mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan
§ Belum mampu bertolak dari minat dan kebutuhan atau pengalaman peserta didik
§ Susunan kurikulum belum efisien baik untuk kegiatan belajar maupun untuk penggunannya
§ Meskipun sudah lebih luas dibandingkan dengan subject design tetpi secara akademis dan intelektual masih cukup sempit
c. The Broad Fields Design
Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi. Tujuan pengembangan kurikuum ini adalah menyiapkan para siswa yang dewasa ini hidup dalam dunia informasi yang sifatnya spesiaistis, dengan pemahaman yang bersifat menyeluruh.
Kelebihan Kekurangan
§ Karena dasarnya bahan yang terpisah-pisah, walaupun sudah terjadi penyatuan beberapa mata kuliah masih memungkinkan penyusunan warisan-warisan secara sistematis dan teratur
§ Karena mengintegrasikan beberapa mata kuliah memungkinkan peserta didik melihat hubungan antara berbagai hal § Kemapuan guru, untuk tingkat sekolah dasar guru mempu manguasai bidang yang luas, tetapi untuk tingkat yag lebih tinggi, apalagi di pergurua tinggi sukar sekali
§ Karena bidang yang dipelajari itu luas, maka tidak dapat diberikan secara mendetail, yang diajarkannya hanya permukaannya saja
§ Pengintegrasian bahan ajar terbatas sekali, tidak menggambarkan kenyataan, tidak memberikan pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang membangkitkan minat belajar
§ Meskipun kadarnya lebih redah dibandingkan dengan subject design tetapi model ini tetap menekankan tujuan penguasaan bahan dan informasi. Kurang menekankan proses pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan kognitif tingkat tinggi
2. Learned Centered Design
Learned Centered Design bersumber dari konsep Rousseau tentang pendidikan alam, menekankan perkembangan peserta didik. Pengorganisasian kurikulum didasarka atas minat, kebutuhan, dan tujuan peserta didik.
Cirri utama yang membedakan desain model ini dengan subject centered:
a. Learner centered design mengembangkan kurikulum dengan bertolak dari peserta didik dan buka dari isi.
b. Learner centered design bersifat non-preplanned (kurikulum tidak diorganisasikan sebelumnya) tetpi dikembangkan bersama antara guru dengan siswa dalam penyelesaian tugas-tugas pendidikan.
Ada beberapa variasi model ini, diantaranya yaitu The Activity atau Experience Design. Ciri-ciri The Activity atau Experience Design:
b. Struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik
c. Kurikulum dapat disusun sebelumnya
d. Desain kurikulum tersebut menekankan prosedur pemecahan masalah
Kelebihan Kekurangan
§ Motivasi belajar bersifat intrinsik dan tidak perlu dirangsang dari luar
§ Pengajaran memperhatikan perbedaan individual
§ Kegiatan-kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapu kehidipan diluar sekolah § Penekanan pada minat dan kebutuhan peserta didikbelum tentu cocok dan memadai untuk menghadapi kenyataan dalam kehidupan
§ Kalau kurikulum hanya menekankan minat dan kebutuhan peserta didik, dasar apa yang digunakan untuk menyusun struktur kurikulum.
§ Sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens bahan.
§ Kurikulum ini dikatakan tidak dapat dilakukan oleh guru biasa
3. Problem Centered Design
Problem Centered Design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan peranan manusia. Model ini menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat. Konsep pendidikan dan pengembang model ini berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makluk social selalu hidup bersama.
a. The areas of living desain
Model ini menekankan prosedur belajar melalui pemcahan masalah ciri lain model ini adalah menggunakan pengalaman dan situasi-situasi nyata dari peserta didik sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan. Desain ini menarik minat peserta didik dan mendekatkannya pada pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat.
Kelebihan Kekurangan
§ Model ini merupakan the subject matter desain tetapi dalam bentuk yang terintegrasi
§ Model ini mendorong penggunaan prosedur belajar pemecahan masalah
§ Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang relevan dan fungsional
§ Motivasi belajar datang dari dalam peserta didik § Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sangat esensial sangat sukar
§ Lemahnya atau kekurangannya integritas dan kontinuitas organisasi kurikulum
§ Mengabaikan warisan budaya
§ Kecenderungan untuk mengindoktrinisasi peserta didik dengan kondisi yang ada
§ Guru maupun buku dan media lain tidak banyak yang disiapkan dengan model tersebut
b. The core desain
Terdapat banyak vasiasi pandangan tentang the core desain. Mayoritas memadang the core kurikulum sebagai suatu model pendidikan atau program pendidikan yang memberikan pendidikan umum. The core kurikulum diberikan guru-guru yang memiliki penguasaan dan berwawasan luas, bukan spesialis. Variasi the core kurikulum:
1. The sparate subjects core
2. The correlated core
3. The fused core
4. The activity core
5. The areas of living core
6. The social problems core
COMMENT
Wacana yang berjudul Anatomi dan Desain Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunankan untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat pentig sekali bagi kelangsungan kurikulum.
Desain kurikulum merupakan rencana pembelajran yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Desain kurikulum yang dapat digunakan diantaranya adalah subject centered design, learned centered design, problem centered design. Setiap design kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setian design kurikulum dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam melakukan proses pembelajaran. Jadi setiap design kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya.
Jumat, 29 April 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar