Assalamu'alaikum...

Ahlan wa Sahlan..

Ya Akhi ..
Ya Uhkty..

Jumat, 29 April 2011

KATA SINGKAT NAN SUGESTIF

KATA SINGKAT NAN SUGESTIF
Achmad Satori

“Baragsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam” ( H.R Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi mengomentari hadits ini sbb.: “Hadits ini dengan tegas melarang kita untuk berbicara kecuali yang baik yaitu yang jelas maslahat dan manfaatnya, bila tidak jelas manfaatnya kita diwajibkan diam.” Bertitik tolak dari sini para murabbi ( pendidik ) dan orang tua harus berhati-hati ketika memilih kata-kata yang ditujukan kepada muridnya atau para mutarobbinya. Betapa banyak kata-kata yang diucapkan kemudian mengakibatkan perubahan dalam diri siapa saja yang mendengarnya. Dari kondisi biasa berubah ke arah yang lebih baik bahkan sangat menentukan perjalanan hidup berikutnya. Kata-kata yang tepat mengenai jiwa seorang mampu mendorongnya ke arah kebaikan luar biasa.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah atsar dari Salim dari Ibnu Umar , bahwa ia (Abdullah bin Umar) berkata : Pada zaman Nabi saw, kalau ada orang yang bermimpi, selalu menceritakannya kepada Rsulullah saw . Pada waktu itu aku masih remaja dan belum menikah. Pernah tertidur di masjid kemudian aku mimpi seakan akan dua malaikat mengambilku lalu membawaku ke neraka. Tiba-tiba neraka itu dilipat seperti sumur ,dan muncul darinya dua buah tanduk. Di dalam neraka itu terdapat orang-orang yang telah aku kenal sehingga aku berkata :”Aku berlindung kepada Allah dari api neraka, aku berlindung dari api neraka.” Kemudian kami ditemui malaikat lain Seraya dia berkata:” Kamu tidak akan terkejut.” Mimpi ini aku ceritakan kepada Hafshah, kemudian Hafshah menceritakannya kepada Rasululah SAW seraya beliau berkata :” Sebaik-baik orang adalah Abdullah (Ibnu Umar ) kalau dia senantiasa melakukan sholat malam.” Salim berkata:” Sejak itu Abdullah tidak tidur malam kecuali sangat sedikit. ( Lih. Dalam Kitab Riyadhus sholihiin hal 147)
Kata-kata yang diucapkan Rasulullah sangat simple tapi tepat mempengaruhi jiwa Abdullah bin Umar sehingga ia bertambah baik dan rajin ibadah, sedikit tidur malam karena rajin qiyamullail.
Boleh jadi seseorang akan berubah dari kejahatan menuju kebaikan gara-gara mendengarkan sebuah ayat yang sangat tepat mempengaruhi jiwanya sehingga bertaubat kepada Allah dan menjadi orang mukmin yang sangat taat. Al Fadl bin Musa meriwayatkan sbb.: Fudhail bin ‘Iyadh adalah anak nakal yang suka merampok dan menodong di jalanan antara kota Abiyurd dan kota Sarkhas. Yang menyebabkan ia bertaubat adalah kejadian berikut : Pada suatu saat ia merinduka seorang wanita, ketika sedang memanjat dinding rumah wanita itu tiba-tiba ia mendengar seorang membaca ayat 16 dari surat al Hadid :”Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun kepada mereka , dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya diturunkan Alkitab kepapdanya ekmudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras Dan kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” Ketika mendengar ayat ini ia tertegun dan berkata dalam hatinya: “Betul Ya Tuhanku, telah tiba saatnya untuk bertaubat”. Iapun pulang ke rumah tapi kemalaman di sebuah perkampungan. Tiba-tiba ada serombongan kafilah yang lewat, di mana salah seorang mereka berkata: Mari kita berangkat sekarang!. Tapi sebagian yang lain berkata : Kita tunggu saja sampai pagi karena Fudhail akan merampok kita.” Terbetiklah dalam fikiran fudhail sbb.:”Setiap malam aku melakukan maksiat dan orang-orang muslim merasa takut kepadaku dan aku melihat Allah menggiringku bertemu mereka hanya untuk membuat mereka ketakutan. Ya, Allah Aku bertaubat kepadaMu dan sebagai tanda bukti taubatkua aku akan selalu dekat dengan masjidil haram. Sejak mendengar ayat tadi Fudhail telah berubah . Ia kelak menjadi hujjah (tempat bertanya dan teladan umat) di zamannya
Kalau kita perhatikan sejarah kehidupan para ulama, reformer dan para mujaddid, kemudian kita teliti penyebab munculnya kegeniusan dan kehebatan mereka , biasanya karena mereka mendengar suatu kata-kata singkat yang telah menembus prasaan dan jiwanya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya ke arah kehebatan mereka itu.
Karena mendengarkan kata-kata dari ucapan As Sya’by, Imam Abu Hanifah, telah berubah. Perubahan dalam jiwanya telah mampu merubah jalan hidupnya utuk menjadi seorang mujtahid mutlak. Abu Muhammad Al Haritsy meriwayatkan dengan sanadnya dari Imam Abu Hanifah sbb.:”Abu Hanifah berkata :”Pada suatu hari aku melewati As Sya’by sedang duduk kemudian ia memanggilku seraya berkata :”Kemana kamu pergi . Aku menjawab : Aku pergi ke Fulan . Ia berkata : Maksud saya bukan untuk pergi ke pasar tapi mau pergi ke ulama mana ? Aku menjawab :”Saya sebenarnya jarang pergi kepada mereka untuk belajar. As Sya’by berkata : Jangan kamu lakukan lagi, kamu harus belajar ilmu dan banyak duduk belajar bersama ulama, sesungguhnya saya melihat dalam dirimu suatu kedinamisan dan kegeniusan. Abu Hanifah berkata : Kata-kata tersebut telah masuk dalam hatiku sehingga aku tinggalkan kebiasaan pergi ke pasar, dan aku mulai menuntut ilmu.
Ilmu yang digeluti pertama kali olehnya adalah ilmu ushuuluddin dan brdebat dengan kaum atais dan sesat. Beliau sering masuk oota Bashroh kurang lebih 27 kali untuk mendebat mereka dan menpis berbagai keraguan yang mereka sebarkan.
Demikian juga dengan Imam al Bukhari yang menjadi pengumpul hadits shohih yang sangat hebat. Dalam sebuah riwayat ia menceritakan sebabnya dia mengumpulkan hadits adalah sbb.:” Kami berada di hadapan Ishaq bin Rahawaih kemudian ia berkata :”Alangkah baiknya bila kamu mengumpulkan hadits-hadits shahih dari RasulullahSAW. Al Bukhari berkata :”Kata-kata itu masuk dalam hatiku dan aku mulai menyusun kitab al Jami’ As shohih”( Lih. Muqaddimah Fathil Bari bi syarhi al Bukhary hal. 8 )
Muhammad bin Idris As Syafi’I termasuk salah seorang yang merubah haluan hidupnya menjadi puncak sebagai mujtahid mutlak akibat kata-kata singkat dan sugestif yang merasuk dalam dirinya dari seorang hajabah. Beliau bercerita tentang dirinya sbb.:”Aku adalah termasuk orang yang benyak menulis syi’ir, mendatangi orang-orang gunung untuk mendengarkan syi’ir mereka. Kemudian aku datang ke Mekkah dan aku keluar sambil membacakan syi’irnya Lubaid sambil aku memukuli telapak kakiku dengan cambuk. Tiba-tiba seorang hajabah memukulku dari belakang seraya berkata : Seorang turunan Quraisy dari anak cucuk ibnu al Muththolib, hanya akan rela untuk agama dan dunianya bila telah mencapai tingkat muallim (pengajar). Apa artinya syi’ir ? Syi’ir adalah sesuatu yang bila kau kuasai dengan baik maka kemudian kau menjadi seorang mu’allim (tuan guru). Belajarlah fiqh niscaya Allah mengangkat derajatmu”.As Syafi’I berkata :”Dengan kata-kata hajabah tersebut aku kembali ke Makkah untuk belajar dan menulis ilmu dari Abu ‘Uyaynah, Kemudian aku belajar dari Muslim bin Khalid, kemudian belajar dari Imam Malik dan menyalin kitab Muwaththo’nya. ( Lih. Kitab Shofwatus shofwah Juz II hal 148.)
Dorongan dan nasehat lembut dengan kta-kata yang indah termasuk hal-hal yang perlu dilakukan setiap murabbi. Bila dalam diri mutarobbi ada hal-hal yang baik , maka pujilah dan doronglah kebaikan itu, barangkali dengan pujian dan sugesti itu akan merubah dirinya ke arah yang jauh lebih baik sehingga banyak bermanfaat untuk umat dan dakwah.
Rasulullah SAW sering melakukan pujian denga kata-kata yang sangat sugestif atau berpengaruh pada sahabatnya. Diriwayatkan dari ibnu Mas’ud, ia berkata : Aku sedang menggembala kambing milik Uqbah bin Abi Mu’aith. Tiba-tiba lewatlah Rasulullah SAW dan Abu Bakar seraya beliau berkata: “Nak, apakah punya susu ? Aku menjawab; ya, tapi ini adalah amanah (puya orang lain). Nabi berkata: “Apakah ada seekor kambing yang belum pernah menyusui ? Maka saya bawakan seekor kambing, lalu beliau mengusap susunya dan keluarlah air susu dan diperasnyaa lalu dimasukkan dalam sebuah bejana lalu beliau minum dan juga memberi minum Abu Bakar. Kemudian beliau berkata kepaada binatang yang diperas susunya itu : Kempislah kamu, maka kempeslah susu itu. Kemudian setelah itu aku mendatangi beliau seraya aku memohon :” Wahai Rasulullah , ajarilah aku seuatu dari Al quran ! Kemudian belaiu mengusap kepalku seraya berdoa: Mudah-mudahan Allah merahmatimu karena sesungguhnya engkau adalah anak kecil yang pandai (alim) (Hadits Riwayat Ahmad dalam kitab musnaddnya.)
Abu Bakar As Shiddik juga pernah berkata kepada Zaid bin Tsabit :”Wahai Zaid bin Tsabit sesugguhnya engkau anak muda yang cerdas ! Dengan kata-kata singkat dan sugestif itu, Zaid bin Tsabitpun menjadi orang hebat dan sebagai salah seorang sekretaris Raslullah SAW
Bagi seorang pendidik atau murobbi perlu meperhatikan kata-kata singkat tapi sugstif ini sehingga mampu mendorong orang lain agar berubah menjadi lebih baik.
Wallahu a’lamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar