Assalamu'alaikum...

Ahlan wa Sahlan..

Ya Akhi ..
Ya Uhkty..

Sabtu, 30 April 2011

Teori Sigmund Freud

Karakter menurut Sigmund Freud adalah
Character is a striving system which underly behaviour,
yang saya artikan sebagai kumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku, yang akan ditampilkan secara mantap.

Karakter merupakan aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari luar menjadi bagian kepribadiannya.

Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan dan pengaruh lingkungan, menjadi nilai intrinsik yang melandasi sikap dan perilaku kita.
Jadi, karena karakter harus diwujudkan melalui nilai-nilai moral yang dipatrikan untuk menjadi semacam nilai intrinsik dalam diri kita, yang akan melandasi sikap dan perilaku kita, tentu karakter tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus kita bentuk, kita tumbuh kembangkan dan kita bangun.

Keterkaitan antara jati diri, karakter dan perilaku sebagai suatu proses dapat digambarkan sebagai berikut; berawal dari jati diri yang merupakan fitrah manusia yang mengandung sifat-sifat dasar yang diberikan oleh Tuhan dan merupakan potensi yang dapat memancar dan ditumbuhkembangkan. Dapat kita gambarkan bahwa jati diri yang merupakan potensi itu adalah dapat disamakan dengan sebuah batu permata yang belum terbentuk, yang perlu dipotong, diasah dan digosok untuk dapat memancar sebagai permata yang bersinar. Memotong, mengasah dan menggosok adalah wujud dari pembangunan karakter, dimana ada pengaruh lingkungan, ada upaya mengaktualisasikan potensi dari dalam serta adanya internalisasi nilai-nilai dari luar. Ini yang akan menghasilkan karakter atau batu permata yang bersinar secara cemerlang. Karakter inilah yang akan melandasi sikap dan perilaku kita yang dapat menghasilkan tampilnya perilaku seperti budi pekerti ataupun akhlak maupun penampilan bermoral yang memiliki daya juang untuk mencapai suatu tujuan yang mulia. Jadi, seorang yang berkarakter tidak cukup hanya sebagai seorang yang baik saja, tetapi orang berkarakter adalah orang yang baik, mampu menggunakan nilai baik tersebut melalui suatu daya juang mencapai tujuan mulia yang dicanangkan.

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-kondisi tertentu.1

Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar